 |
Batu Akik |
Batu Akik, Jangan Terlalu Fanatik
Oleh : Ali Nur Alizen
Hampir setengah
tahun ini masyarakat indonesia sedang “ngakik”. Ya, terkena demam
batu akik. Pelakunya hampir dari setiap usia, mulai dari para pemuda,
dewasa, hingga tetua. Tak tanggung demam batu akik ini juga menyerang
dari berbagai profesi. Ada dari kalangan Pelajar, mahasiswa, guru,
menteri hingga bapak SBY mantan presiden RI.
Ada sebuah berita
mengatakan yang memulai demam akik ini pun bapak SBY sendiri. Ini
diketahui saat beliau membawakan sebuah batu akik berjenis bacan
untuk presiden amerika, Barrack Obama. Sejak peristiwa itu mulailah
masyarakat indonesia “ngakik”. Katanya, presiden obamapun
terkesan dengan batu akik yg diberikan oleh bapak SBY itu, maka, tak
heran bila masyarakat mengikuti langkah yang dilakukan mantan
presidennya.
Demam batu akik
membuat setiap pasar semakin ramai, dan mengisi lahan trotoar menjadi
rimbungan pengunjung. Tak tanggung mereka mencarinya hingga pedalman
hutan. Membuat sebagian pengangguran mendapatkan lahan pekerjaan.
Sebenarnya, apa
yang istimewa dari batu akik itu ya? Ada yang menyebut untuk
keindahan, berkaitan dengan keyakinan, ada pula yang menjadikan
sebagai hobi dan koleksi.
Memperhatikan
demam batu akik ini saya sering menemukan kefanatikan yang luar
biasa. Kemarin, berkunjung disalah satu pasar, saya melihat wanita
separuh baya sedang termenung dan terabaikan oleh sang suami. Dia
seperti dimadu oleh batu akik yang sedang dibentuk dan amat
diperhatikan suaminya. Samapi sampai si suami ini tak menoleh
sedikitpun saat memintanya memesankan segelas es jeruk untuknya.
MIRIS!
Kefanatikannya
juga terjadi disekolah. Seorang siswa sedang mengerjakan soal ujian
akhir masih sempat saja mengakik ria. Tangan kanan memegang pensil,
mata membaca soal, dan tangan kirinya menjepit sebuah batu sambil
digosok-gosokan pada kain celana seragamanya. Subhanallah!
Para gurupun tak
tertinggal, dalam rapatnya obrolan mereka berubah bukan soal siswa.
Tawar hingga pamer keindahan batu akik menjadi kesibukan baru. Pulang
rapat tak kesekolah, malah bertualang kepasar sebelah. Apa jadinya
bila begini?
Sudahlah, jangan
terlalu fanatik dengan batu akik! Cukuplah tiga atau dua saja
melingkar dijari kita. Tetaplah bekerja sesuai porsi. Fanatisme akan
berujung pada hal negatif, apalagi batu akik ini hanyalah musiman.
Lebaran nantipun tetap saja kembali menjadi musim ketupat dan kembang
api.