|
Gagal Cinta Itu Terlalu Mainstream |
Setiap orang pasti tau apa itu gagal. Gagal move on, gagal ujian, gagal nyontek *eh nah ini paling parah. Gagal itu ya bumbunya kesuksesan. Ibarat kata sayur asem tapi ga ada asemnya, itu pasti namanya bukan sayur asem lagi. Gagal satu kali itu biasa banget, gagal dua kali biasa. Gagal tiga kali, lumayan biasa, gagal berkali-kali? Itu baru luar biasa. Kenapa luar biasa? Gak semua orang loh bisa ngadepin cobaan segede gambreng (re:orang penyabar). Jadi orang sabar itu anti mainstream. apalagi kalau Anda baru merasakan satu kali kegagalan dalam mencoba sesuatu, tapi putus asa nya bisa sampe setengah abad, itu sangat mainstream. Anak kecil pun sama begitu. Bisa bayangin kan, kalau kita sudah mencoba untuk menjadi mahluk anti mainstream dengan kesabaran yang tinggi, Allah pun pasti suka dan tambah sayang dengan kita. Menurut Saya, kuncinya itu satu. Sesuatu yang terjadi pada kita itu tergantung pada prasangka kita terlebih dahulu. Anda mungkin pasti pernah dengar, Allah itu mengabulkan do'a hambanya tergantung prasangka hambanya terlebih dahulu.
Sadis sist, kegagalan Saya juga mungkin tak terhitungkan lagi. Jujur saja, setiap Saya mencoba untuk melakukan sesuatu demi kebahagiaan dan mengejar impian Saya, pastiiii saja, disitu akan terselip kegagalan demi kegagalan. Pada akhirnya apa? Saya juga lebih terbiasa akan itu. Dalam artian bisa menjadi seseorang yang lebih tangguh dan sabar lagi. dan Saya tau, itu benar-benar ANTI MAINSTREAM. yaa.. itu sih buat menghibur diri aja. Keep positive thinking is the hardest thing. Dan mungkin Anda juga mempunyai pikiran kenapa semuanya harus ada halangan? entah itu dari suatu proses itu sendiri, atau bahkan orang lain ikut-ikutan menghalanginya. Yap, seperti menjauhkan impian kita atau membuat kita lebih jatuh dan terpuruk lagi. Saya yakin, sepanjang lebar apapun saya berbicara (re:curhat) tentang masalah atau mungkin suatu kegagalan pada diri Saya, ya mungkin gak ada yang ngerti. Cuma kita sendiri yang tau bagaimana pahitnya itu. Dan ketika ada orang lain yang curhat, bagaimana pahitnya hidup mereka hanya gara-gara putus cinta, disitu kadang saya merasa iri. Apa ini masalah terbesar mereka? Kok kayanya remaja seumuran Saya masalahnya normal-normal aja ya? Normal dalam artian galau putus cinta atau apa itu. Bagaimana dengan Saya sendiri? Saya memang tidak bisa memberikan suatu solusi yang mungkin dapat membantu mereka untuk menyelesaikan masalahnya, Yah, saya hanya ngomong "Syukurin aja, mungkin masalah orang lain lebih rumit dibanding kamu" And just like that.