Berikan aku sepuluh pemuda, , maka akan ku guncang dunia
Oleh : Ali Nur Alizen
Presiden kita yang pertama, Ir. Soekarno, pernah berkata bahwa beliau dapat mengguncang atau merubah dunia hanya dengan sepuluh pemuda. “berikan saya sepuluh pemuda maka saya akan menggonacang dunia”. Oleh sebab pernyataanya ini para pemuda mempunyai peran penting dan diklaim sebgai generasi emas pada suatu bangsa. Mengingat usia, mental, dan psikisnya tergolong dalam masa yang bergejolak penuh semangat dan rasa keingin tahuan yang besar.
Namun, apakah betul semua kalangan pemuda saat ini mempunyai presepsi yang sesuai dengan apa yang diutarakan bung karno itu? Bayangkan, dulu, soekarno hanya membutuhkan sepuluh pemuda saja untuk membuat sebuah perubahan. Karena pada zamannya, bung karno melihat peran pemuda dapat difungsikan dengan baik. Penuh gejolak semangat memeperjuangkan kemrdekaan dan ikut mempertahakannya.
Bila mana saat ini beliau masih hidup, apakah akan membuat pernyataan yang sama? Saya rasa tidak. Beliau membutuhkan seleksi untuk mengumpulkan sepuluh pemuda yang sesuai dengan ideologinya. Perlu melakukan blusukan ala jokowi dan keberanian prabowo untuk mengumpulkannya. Maka, untuk saat ini kita perlu menafsiri kembali sepuluh pemuda yang disebut oleh soekarno. Pemuda yang seperti apa?
Peran pemuda memang disepakati sebagai generasi emas. Generasi yang akan membawa puncak kejayaan bagi bangsa dan negerinya. Dari dulu hingga saat ini masih berlaku. Tapi belakangan ini, para pemuda mulai kehilangan peran atau tuntutan itu. Memang masih banyak pemuda yang bersahaja dan dapat diharapkan untuk regenerasi bangsa ini. Namun tak sedikit pula para pemuda yang kehilangan semangat dan lebih banyak menyediakan waktu untuk hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Terbuai teknologi canggih, ganja, dan narkoba.
Ayolah kawan, kita gunakan masa yang diklaim sebagai masa emas ini menjadi lebih baik. Sesuaikan minat dan bakat kita untuk ikut membantu indonesia. Seperti budiman sudjatmiko dan para aktivis sembilan puluh delpan yang melahirkan reformasi dan demokrasi. Tak harus persis seperti apa yang dilakukan mereka, tapi sesuai apa yang kita punya dan apa yang kita bisa. Bila terlalu luas, bisalah kiranya untuk lingkungan dimana kita hidup bersama, bila masih belum bisa, maka setidaknya kita gunakan masa muda ini untuk lebih bermanfaat untuk diri kita sendiri.
Tulisan ini bukan untuk menghujat pemuda. Bukan untuk menyalahkan mereka yang masih asik dengan game online dari pada membaca berita, bukan untuk melarang mereka yang masih belum puas bernostalgia dibanding mempersiapkan sebuah rencana(masa depan), bukan untuk mencibir mereka yang lebih menyediakan uang untuk mengonsumsi narkoba dibanding untuk konsumsi membaca. Namun Hanya sebagai sesama pemuda yang ingin mengajak mengembalikan perannya. Seperti apa yang disebut soekarno untuk menggoncang dunia.